Berita Terkini

Pasar Burung, Ruang Pembelajaran Kesetaraan Gender

Surakarta, wajoterkini.com—-Sebuah video yang menampilkan seorang gadis cantik yang berjualan burung di pasar mendadak menjadi viral dan menggetarkan hati publik setelah diunggah ke Instagram oleh akun @notikersss pada Jumat, 19 November 2021. Sosoknya bukan hanya sekadar penjual biasa, tapi lambang ketegaran dan kerja keras para pejuang kecil di tengah hiruk-pikuk kehidupan. Kisah sederhana dari balik lapak burung itu mengingatkan kita pada nilai kesederhanaan, keberanian menjalani hidup, dan harapan yang tak pernah padam. Fenomena sosial ini bukan hanya soal keindahan paras seorang gadis, tetapi juga membuka mata masyarakat tentang evolusi peran gender dalam dunia pasar burung yang secara tradisional didominasi oleh laki-laki.

Pasar burung awalnya memang identik dengan lingkungan maskulin, tempat laki-laki mendominasi aktivitas jual beli. Namun, seiring kebutuhan ekonomi yang semakin berkembang dan tantangan hidup yang semakin kompleks, perempuan mulai mengambil peran aktif berjualan di pasar burung. Perubahan ini menunjukkan bagaimana kebutuhan ekonomi mempengaruhi dinamika sosial dan membuka ruang bagi perempuan untuk masuk ke ranah yang sebelumnya dianggap eksklusif bagi laki-laki. Fenomena gadis cantik berjualan burung ini sekaligus menjadi simbol nyata dari pergeseran peran gender dan pembelajaran kesetaraan yang dapat diambil dari pasar burung sebagai ruang sosial dan ekonomi.​

Pasar burung, yang selama ini identik sebagai lingkungan maskulin, terkesan bau,, kotor, dan tidak tertata rapi sehingga hanya perempuan “nekat” yang hadir di sana. Namun, pasar burung kini mulai mengalami transformasi sosial yang signifikan dengan hadirnya perempuan sebagai bagian aktif dalam aktivitas jual beli. Di pasar burung saat ini, perempuan tidak hanya menjadi objek pasif karena mengikuti suami, diminta suaminya untuk membeli makanan burung.

Peran perempuan yang kian hari semakin terlihat jelas dalam ranah ini merupakan bukti nyata bagaimana kebutuhan ekonomi memaksa perempuan untuk melakukan perubahan dan berdinamika sosial. Kehadiran perempuan dalam dunia pasar burung bukan hanya sekadar menjadi pelengkap, melainkan menunjukkan bahwa perempuan mampu menembus ruang-ruang yang sebelumnya dianggap tabu. Fenomena gadis cantik yang berjualan burung di pasar pun menjadi simbol pergeseran pola peran gender, perempuan menunjukkan keberanian dan ketangguhan dalam mengelola usaha dan menopang ekonomi keluarga.

Lebih dari sekadar soal ekonomi, perubahan ini menandai pembelajaran penting tentang kesetaraan gender yang bisa diambil dari pasar burung sebagai ruang sosial dan ekonomi. Keberadaan perempuan di pasar burung, yang seringkali menjadi pusat interaksi sosial dan perdagangan, membuka ruang bagi penguatan peran perempuan dalam masyarakat. Sekali laagi, perempuan tidak hanya berperan sebagai pelaku ekonomi, tetapi juga sebagai agen perubahan sosial yang memperkuat solidaritas komunitas dan memberikan contoh konkrit tentang kesetaraan dan pemberdayaan perempuan dalam kehidupan sehari-hari. Pasar burung menjadi cermin dinamika sosial, simbol kemajuan dalam penghargaan terhadap peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan.

Gerakan feminis di Indonesia semakin merambah ke ranah ekonomi informal, termasuk pasar burung, di mana perempuan tidak hanya hadir sebagai pelaku ekonomi, melainkan juga menuntut pengakuan yang setara dalam berbagai aspek seperti akses modal, hak berjualan, dan pengakuan sosial.

Keterlibatan perempuan dalam pasar burung menunjukkan peran penting dalam menopang ekonomi rumah tangga sekaligus mendobrak stereotip tradisional yang selama ini membelenggu peran gender. Fenomena ini menjadi bukti nyata bahwa feminisme kini tidak hanya berfokus pada ranah formal dan birokrasi, tetapi juga merambah ke ruang-ruang ekonomi yang paling dasar dan vital bagi kehidupan banyak masyarakat Indonesia, termasuk pasar burung sebagai ruang sosial dan ekonomi yang kaya akan nilai praktek kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
Perempuan mendominasi sebagai pelaku usaha, memberikan kontribusi signifikan tidak hanya dalam hal pendapatan ekonomi keluarga tetapi juga dalam mengambil peran produktif, reproduktif, dan sosial di lingkungan pasar.

Perempuan pedagang burung menjalankan peran gandanya sebagai penopang ekonomi keluarga sekaligus sebagai ibu yang bertanggung jawab mendidik dan merawat anak-anaknya. Di tengah dinamika pasar yang kompetitif dan penuh tekanan, perempuan pedagang burung harus mampu mengelola usaha jualan burung dengan cermat sambil tetap memenuhi kewajiban domestik sebagai pendidik, pelindung, dan pengasuh anak. Kondisi ini menuntut ketahanan mental, ketelatenan, serta keberanian untuk terus berjuang di tengah tantangan ekonomi dan sosial yang kerap tidak mudah dipenuhi.

Situasi ini menegaskan bahwa perjuangan perempuan di sektor ekonomi informal tidak hanya soal keberanian mencari nafkah dalam ruang publik, tetapi juga tentang ketahanan dan pengorbanan penuh cinta dalam menjaga keberlangsungan keluarga. Perempuan pedagang burung sekaligus mengupayakan meraih pengakuan sosial sebagai pelaku ekonomi yang setara. Peran perempuan pedagang burung adalah bukti nyata bahwa feminisme dan gerakan kesetaraan gender semakin merambah ke lapisan bawah, memberi inspirasi bahwa keberanian dan kekuatan perempuan mampu menembus batas-batas tradisional demi kesejahteraan orang-orang yang dicintainya.
Penulis: Setyasih Harini

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button