Liputan Khusus

Menengok Kehidupan Keluarga Makmur yang Tak Makmur

Calon Penerima Bedah Rumah

WAJOTERKINI.COM — Program aspirasi dalam bentuk Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) kini diluncurkan di Kabupaten Wajo. Tidak sedikit keluarga miskin sangat membutuhkan program Ini, khususnya dalam bentuk bedah rumah.

Keluarga Makmur misalnya, kehidupannya begitu miris. Keluarga Ini tinggal di Jl.Budi Utomo, Kelurahan Mattirotappareng Sengkang, Kecamatan  Tempe. Makmur yang dulunya pengemudi jasa angkutan becak motor (Bemor), sejak menderita penyakit amnesia, nyaris keluarga ini dapurnya tak mengepul.

“Bapak dulunya penarik bemor. Sudah lima tahun lamanya harus tinggal di rumah karena penyakit Amnesia yg dideritanya,” ujar Rasna, istri Makmur.

Sungguh miris menyaksikan kehidupan keluarga kecil tersebut. Menurut Rasna, sandaran hidupnya kini dari upah merapikan kardus dengan upah1500/ikat. Rasna dibantu anaknya, Marhaeni. Atas bantuan si Bungsu Ini Rasna hanya mampu menyelesaikan sekitar 5 ikat karton.

Kediaman Makmur ini pun sungguh memprihatinkan, rumah yg sudah peyok di tengah-tengah tumpukan kardus. Sangat kumuh! Namun hal itu sudah biasa bagi mereka.

“Jangankan rumah yang layak huni, untuk makan sehari hari saja susah. Pernah suatu waktu kami berbagi makan malam hanya cukup dimakan dua orang tapi itu dibagi empat,” tutur Rasna, sambil meneteskan air mata.

Menurut Sahri, tetangga Rasna, keluarga Ini sudah puluhan tahun menetap di rumah yang kumuh. Namun, bantuan dari pemerintah tidak pernah mereka terima.

Untuk menambah penghasilan, Rasna juga bekerja sebagai buruh cuci bagi para tetangga di sekitar rumahnya.

Seorang istri dan Ibu yang luar biasa. “Meski tidak mendapatkan bantuan dari pemerintah setempat saya tidak pernah mengeluh dan mengemis ke orang lain,” tutur Rasna.

Lurah Mattirotappareng, Baharuddin, yang dikonfirmasi terkait warganya Ini, menjelaskan, jika keluarga makmur memang tidak pernah mendapat bantuan baik itu Beras Sejahtera (RASTRA/RASKIN), dan Peserta Keluarga Harapan (PKH).

“Selalu diusulkan namun kami tidak tahu kenapa? justru yang selalu rutin menerima bantuan itu-itu saja. Bahkan ada warga kami sudah meninggal tetapi namanya selalu keluar dalam setiap penerimaan bantuan tersebut. Dan Pak Makmur ini bukan tidak kami perjuangkan, memang nyatanya namanya tidak pernah muncul,” ungkap Baharuddin.

Baharuddin menambahkan, untuk tahun ini karena kelurahan Mattirotappareng mendapat bantuan bedah rumah dari program aspirasi H. Iwan Darmawan Aras (Anggota DPR RI Pusat), sebagai bentuk keprihatinan Baharuddin berjanji akan memperjuangkan dan mengawal keluarga Makmur ini kiranya mendapat bantuan.

Tentunya, diharapkan, potret-potret kehidupan yang sangat memperihatinkan seperti ini, mendapatkan perhatian pemerintah. Bukan hanya di Kelurahan Mattiro Tappareng, namun secara menyeluruh se Kabupaten Wajo.(*)

Laporan : Erni

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button