Refleksi Harlah PMII ke-60, PMII Sebagai Intelektual Organik dalam Tubuh Masyarakat
Oleh: Ahmad Fauzi
Opini – Di tengah arus globalisasi yang begitu kuatnya, persaingan pasar bebas dengan salah satunya masuknya budaya asing dari beberapa kutub memberikan pengaruh yang secara fundamental menggerus budaya lokal di tanah ini. Determinasi budaya asing sedikit demi sedikit membawa budaya lokal ini menghadapi jurang yang terjal. Ini adalah salah satu tantangan tersendiri dalam tubuh aktivis PMII yang diharapkan menjadi intelektual organik dalam tubuh masyarakat dengan fungsi dan perannya sebagai mahasiswa.
Belum lagi di tengah merebaknya kasus covid 19 yang akhir-akhir ini menjadi pertanyaan tersendiri bagi rakyat awam kepada orang-orang yang ada di instansi tersendiri. Salah satu pertanyaan dari rakyat awam adalah kenapa masjid ditutup sementara pasar masih saja ramai? Sementara kita tahu di pasar covid 19 ini lebih mudah tertular, mulai dari kebersihannya pun yang tidak terjaga.
Di sini aktivis PMII diharapkan agar tetap terus menjembatani kasus seperti ini dan juga perhatian pemerintah daerah sangat diharapkan agar mampu menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam tubuh masyarakat, sehingga mampu menghasilkan suatu sinergitas antara pemerintah dan rakyat untuk melawan covid 19 ini.
Oleh karenanya pada 17 April 2020 ini, selain ingin mengucapkan selamat hari lahir ke-60, juga berpesan kepada aktivis PMII untuk terus merawat nalar kritis, terus bersama dengan rakyat awam, dan tanpa lelah memanjatkan do’a semoga PMII mampu melahirkan kader intelektual organik dalam tubuh masyarakat.
Wallahul Muwafieq Ilaa Aqwamith Tharieq.
Penulis : Sekretaris Umum PC. PMII Kabupaten Wajo