Melihat fenomena hari ini, Indonesia tengah mengalami kerisis literasi atau darurat literasi membaca, yang tak lain yang menjadi objek adalah parah generasi penerus bangsa, gambaran pemuda hari ini adalah gambaran bangsa ini kedepannya, hampir segala bentuk pengetahuan diperoleh melalui kegiatan membaca, berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh organisasi pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan PBB (UNESCO) yang dirangkum dalam laporannya tahun 2016.
Negara dirlandia menduduki peringkat pertama dunia dengan tingkat literasi paling tinggi. Sedangkan Indonesia hanya peringkat 60 dari 61 negara yang disurvei.
Bahkan menurut data kementerian koordinator bidang pembangunan manusia dan kebudayaan, rata-rata orang Indonesia hanya membaca buku sebanyak tiga hingga empat kali dalam seminggu, dengan menghabiskan waktu 30-60 menit per hari. Jumlah buku yang ditamatkan pun hanya 5 hingga sembilan buku per tahun.
Ini tentu bukan kalimat yang membanggakan, penyebab rendahnya minat baca adalah akibat arus digitalisasi, atau disebut revolusi industri 4.0 yang hampir seluruh kegiatan belajar, dll, ada di sebatang gedget itu, mungkin kita bertanya kok rendah minat bacanya kan sudah serba mudah serba simpel, tapi kenapa masih malas membaca ,? Karena belum ada formulasi yang cocok dengan kerakter generasi milenial atau generasi z karena sajian bacaan yang terkesan panjang dan bertele tele apa lagi kalau tidak menarik, inilah yang membuat mereka tidak betah dan tidak paham ketika membaca, dari hal itu banyak sajian formulasi baru dengan salah satunya membuat komsumsi bacaan sesuai dengan lidah generasi milineal dengan menformat bacaan menjadi pendek tapi jelas, dan tepat mudah dipahami dan semenarik mungkin.
Maka dari keperihatinan itu dengan penguatan literasi, kami bangun dengan membuat pojok kampus, kalobarasi inspiratif dan inovatif dengan membuat semacam kedai kecil yang tersedia minuman dan makanan, tidak hanya itu juga tersedia grobak baca dan tempat kajian bagi mahasiswa yang jajan maupun yang tidak.
Dengan sajian buku yang sesuai dengan kebutuhan fakultatif mahasiswa, dan mengaktifkan kajian baik itu kajian umum maupun fakultatif guna membantu mahasiswa dalam tugas tugas kuliahnya, dengan desain yang tidak menekan mahasiswa seperti belajar di kelas ditambah minum dan makan, baca buku gratis kajian gratis diharapkan akan meningkatkan lieterasi baca dan minat belajar para generasi muda penerus bangsa,
Karena itu melihat kondisi fisik pojok kampus dan ketersedian buku yang masih kurang maka besar harapan Pemerintah memberikan perhatian penuh, memberikan perhatian penuh pada pojok kampus dan grobak baca, maka sama halnya dengan memperhatikan literasi baca generasi muda kita.
*)Mabinkom PMII IAI As’adiyah Sengkang