Pegiat Anti Korupsi Prihatin, Bupati Situbondo Ditetapkan Tersangka Oleh KPK

JAKARTA, WajoTerkini.com – Kabupaten Situbondo kembali diguncang kasus korupsi. Kali ini, Bupati Situbondo, KS, dan seorang pejabat Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPP), EPJ, resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kasus ini mencoreng wajah pemerintahan daerah dan mengundang keprihatinan mendalam dari berbagai kalangan, termasuk HRM. Khalilur R Abdullah Sahlawiy, yang dikenal luas sebagai Haji Lilur, seorang pegiat anti-korupsi berpengaruh di wilayah tersebut. Jumat (23/08/2024).
Haji Lilur, yang sedang berada di Vietnam saat mendengar kabar ini, tak bisa menyembunyikan kesedihannya. “Innalilahi wa inna ilaihi rojiun, sebagai putra daerah, hati saya hancur melihat KS menjadi Bupati kedua yang terseret kasus korupsi oleh KPK, Ini bukan sekadar tentang nama baik, tapi tentang kepercayaan masyarakat yang kembali dikhianati.”ujarnya dengan nada prihatin.
Kasus ini menyeruak ke publik setelah surat penetapan tersangka beredar luas di grup WhatsApp, Surat itu berisi permintaan data dan informasi pertanahan dari KPK ke Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Bondowoso dengan nomer R/400P/ATR.02.01/26/8/2024.
Surat tersebut juga sedikit mengungkap adanya dugaan kuat bahwa KS dan EPJ terlibat dalam tindak pidana korupsi. Keduanya diduga melanggar sejumlah pasal dalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, yang bisa membawa konsekuensi hukum berat.
Haji Lilur juga mengajak seluruh elemen masyarakat Situbondo, terutama para ulama dan tokoh masyarakat, untuk lebih bijak dalam menentukan pemimpin masa depan. “Sudah saatnya kita memilih pemimpin yang benar-benar amanah, yang mampu membawa Situbondo keluar dari lingkaran setan korupsi,” tegasnya.
Dengan situasi ini, Situbondo menghadapi tantangan besar. Masyarakat kini menanti langkah selanjutnya dari KPK dan berharap kasus ini menjadi pelajaran untuk memilih pemimpin yang bersih dan berintegritas. “Sekali lagi, Innalilahi wa inna ilaihi rojiun,” tutup Haji Lilur, menekankan kesedihan dan keprihatinannya atas peristiwa yang mencoreng nama baik daerahnya.



