Berita TerkiniBerita WargaLiputan KhususRagam

Sekilas Kisah Tunreng Kakek Sebatangkara di Pajalele, Butuh Uluran Tangan

WajoTerkini.Com, Tanasitolo – Tunreng (80) kakek Sebatangkara, pendengaran dan penglihatan sudah tidak jelas lagi. Warga Desa Pajalele, Kecamatan Tanasitolo butuh uluran tangan.

Atas uluran tangan seseorang, pemilik tempat tinggal yang saat ini ditempatinya, Tunreng menyambung hidup, karena kediaman sebelumnya, sebuah gubuk bambu di tepi hutan namun roboh beberapa tahun lalu.

Sebagaimana dirilis di tribunwajo.com Sekarang kehidupannya sangat miris. Rumah yang ditempatinya pun tak layak disebut rumah, sebuah gubuk reyot, beralas semen dingin, berdinding tembok retak sana sini.

Penerangannya cuma ada satu neon redup. Listriknya pun dari tetangga, dengan sambungan kabel penuh selotip.

Tak ada kompor, peralatan  memasak dan makan sangat buruk, penuh kerak dan debu. Di kolong rumah reyet seluas 3 x 4 meter tersebut, cuma ada satu ranjang kayu, dialasi kasur butut.

Bila tak ada uluran tangan, dirinya hidup menggarap lahan seorang warga namun upahnya tak seberapa.

“Cuma berkebun,” katanya dalam bahasa Bugis, Jum’at (22/11/2019) sore.

Tunreng bukannya tak punya keluarga. Namun, dirinya enggan merepotkan, diketahui Pemerintah setempat tak pernah hadir untuk Tunreng.

Namun berkat At-taubah Channel Peduli Wajo, melalui program “Sedekah Jumat”. Sekarung beras,  minyak goreng, mie instan, dan dua rak telur serta sejumlah uang tunai diberikan untuk Tunreng.

“Alhamdulillah, kita telah salurkan sedekah Jum’at untuk kaum dhuafa, semoga ini bisa meringankan beban saudara kita dan menjadi motivasi bagi kita semua untuk berbuat baik,” kata Akbar Gunawan selaku Mediator Anak Yatim dan Kaum Dhuafa.(Tribunwajo.com)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button