Berita TerkiniTanjungbalai

Meminta Kapolri dan Kompolnas Usut Kasus Rekayasa Penangkapan Rahmadi oleh Kompol DK yang Tak Manusiawi

Wajoterkini.com, TANJUNGBALAI SUMUT- Keluarga dari Rahmadi Warga Tanjungbalai Kabupaten Asahan Sumut meminta kepada Kapolri, Kapolda, Divisi Propam Polri, dan Kompolnas untuk turun tangan mengusut secara tuntas atas dugaan rekayasa kasus narkoba yang menjerat adik mereka Rahmadi oleh Kompol DK.

Mereka menilai penangkapan dan tuduhan terhadap Rahmadi penuh kejanggalan dan disertai dengan rekayasa, juga tindak penganiayaan saat proses penangkapan Rahmadi berlangsung yang dilakukan oleh Kompol DK.

“Kami menuntut keadilan. Adik kami Rahmadi  bukan pelaku kejahatan seperti yang dituduhkan. Ada indikasi kuat rekayasa dan perlakuan tidak manusiawi saat ia ditangkap,” ujar Eli Daharnum (39) kakak kandung terdakwa Rahmadi saat memberikan keterangan kepada wartawan,Minggu (21/9/2025).

Keluarga mengungkapkan bahwa sejak awal penangkapan, terdapat inkonsistensi dalam keterangan aparat yang berbelit belit dipersidangan dan bukti yang dipaparkan serta saksi saksi.

Mereka juga menyebut adanya saksi-saksi yang melihat dalam video platform rekaman cctv terlihat perlakuan kasar terhadap Rahmadi  ketika proses penangkapan disebuah toko yang dilakukan oleh Kompol Dedi Kurniawan beserta anggotanya saat memiting dan menginjak injak dan dipukul dengan gagang pistol milik Kompol Dedi.

“Kami berharap Kapolri,Jenderal Listyo Sigit Prabowo , Kapolda Sumut  Irjen Pol Wisnu Hermawan , Propam, dan Kompolnas serius memeriksa oknum-oknum yang terlibat. Jangan sampai tindakan semena-mena seperti ini merusak kepercayaan publik terhadap penegakan hukum,” ujar Pihak keluarga Rahmadi dengan nada sedih sembari menangis.

Mereka juga meminta perlindungan hukum bagi Rahmadi serta mendesak agar seluruh proses Persidangan  dilakukan secara transparan dan sesuai prosedur hukum.

Keluarga berharap langkah cepat untuk memberikan rasa  keadilan terhadap Rahmadi  terkait dapat mengungkap kebenaran dan memberikan keadilan, serta menjadi pelajaran agar kasus serupa tidak terjadi di masa depan. (Team)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button