Manusia Diciptakan untuk Masuk Surga? Ini Kata Wasekjen MUI Pusat Ustadz Zaitun Rasmin
WAJOTERKINI.COM, WAJO – Ustadz Dr. K.H. Muhammad Zaitun Rasmin, Lc., M.A. atau yang akrab disapa Ustadz Zaitun Rasmin menjadi salah satu pembicara dalam kegiatan Semarak Dzulhijjah 1444 H. Kegiatan ini digelar oleh Muslimah DPD Wahdah Islamiyah Wajo dengan mengusung tema “Berkorban untuk Surga Keluarga di Dunia dan Akhirat” pada Ahad, 25 Juni 2023 di Gedung Darmawan, Sengkang.
Hadir melalui daring, Ustadz Zaitun Rasmin menyampaikan materi dan nasehatnya tentang keutamaan bulan Dzulhijjah. “Kita berada pada hari-hari yang utama, hari-hari di mana amal sholeh dilipatgandakan oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sepatutnya kita manfaatkan sebaik-baiknya. Dan amal sholeh yang paling utama adalah berkurban.” Ucap Pemimpin Umum Wahdah Islamiyah itu.
Ibadah kurban menurut Ustadz Zaitun adalah perintah Allah Subhanahu Wa Ta’ala untuk menguji kecintaan Nabi Ibrahim Alaihissalam dan keluarganya. Satu peristiwa yang jika kita renungkan sejenak maka inilah pengorbanan terbesar sepanjang sejarah. Bagaimana mungkin ada yang mau mengorbankan anaknya.
“Surga adalah harapan dan tujuan kita, surga itu mahal. Surga akhirat seluruhnya adalah kebahagiaan yang berbalut kesenangan. Surga dunia bisa berupa ketentraman dan kebahagiaan, tapi yang meliputinya adalah kesulitan. Kebahagiaan di surga tidak akan bisa dibayangkan dan dipikirkan. Namun, Allah memberikan beberapa gambaran seperti tempat yang penuh kesejukan, pohon rindang, sungai yang mengalir dan istana yang megah,” tambah Ketua Ikatan Ulama dan Da’i Asia Tenggara itu.
“Mari tumbuhkan kecintaan kita untuk masuk surga, agar tidak terlalu mencintai dunia. Kita diciptakan bukan untuk dunia tapi untuk akhirat. Kita mau menuju ke Surga. Mari perkuat kerinduan dan kecintaan kita kepada akhirat. Karena akhirat adalah pasti, surga atau neraka,” ajaknya.
Sementara itu Ketua Muslimah DPD Wahdah Islamiyah Wajo Ustadzah Nia Kurnia, S.Pd. dalam sambutannya menyampaikan rasa syukur dan apresiasinya kepada peserta. “Saya berharap melalui kegiatan ini, kita semua dapat mengetahui keutamaan bulan Dzulhijjah dan amalan-amalan apa saja yang akan kita lakukan di 10 hari pertama bulan Dzulhijjah,” pungkas guru SDIT Yaa Bunayya tersebut.
Semarak Dzulhijjah merupakan acara tahunan dari Muslimah Wahdah. Kali ini dihadiri oleh 158 peserta dari berbagai kalangan di Kabupaten Wajo. Turut hadir pula Ibu-ibu dari Aisyiyah, TDA Perempuan, Perwakilan Tim Penggerak PKK Kecamatan Tempe dan Ibu Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Gilireng.
Hadir juga Daiyah dan Trainer Muslimah Wahdah Ustadzah Suarni Yahya, S.H. sebagai pemateri yang menyampaikan beberapa amalan terbaik yang dilakukan di bulan Dzulhijjah, diantaranya melaksanakan ibadah haji dan umrah, banyak berpuasa khususnya pada 9 Dzulhijjah, perbanyak takbir dan dzikir, bertaubat, memperbanyak amal shaleh, melaksanakan shalat idhul adha, dan berkurban.
Di akhir materinya, Ustadzah mengajak peserta untuk berkurban “Sesungguhnya Ibu-ibu, tidak ada suatu amalan yang paling dicintai oleh Allah di hari berkuran selain daripada menumpahkan darah, maksudnya berkurban,” tutupnya.
Di sisi lain, Asriani yang merupakan salah satu peserta yang hadir menyampaikan kesannya kepada panitia. “Masya Allah Nak, bagus sekali tadi itu materinya dan pematerinya. Semoga saya bisa hadir lagi kalau ada kegiatannya Wahdah,” ungkapnya dengan penuh semangat.
(Koresponden Muslimah DPD Wahdah Islamiyah Wajo / Hasna)