Berita Terkini

Manager Java Coffee Estate KSO Kopi Rayon Blawan dan Rayon Kalisat Jampit Pastikan Replanting Kopi Tidak Sebabkan Banjir

Berita Nasional.ID, BONDOWOSO JATIM – Replanting atau penanaman kembali terhadap pohon kopi yang sudah tua dinilai dapat mendongkrak produktivitas tanaman. Heri Suciyoko, Manager Java Coffee Estate KSO Kopi Rayon Blawan dan Rayon Kalisat Jampit menjelaskan umur ekonomis tanaman kopi sampai berumur 25 tahun. Sedangkan umur produktif pada umur 10 – 15 tahun.

“Jadi pada saat umur tanaman itu menginjak 10 tahun itu produktivitasnya paling tinggi mencapai 1.000 ton/tahun/ha. Namun saat ini tanaman kopi di kawasan Gunung Ijen didominasi umur tanaman tua atau berumur lebih dari 25 tahun sehingga produksinya rendah, dengan rata-rata 700 – 800 ton/tahun,” katanya, Senin (25/9/2023) melalui telepon selulernya.

Menurutnya, salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas tanaman kopi adalah melakukan replanting atau penanaman kembali dengan bibit unggul, termasuk peremajaan yang menjadi kunci produktivitas.

“Tahun ini lahan yang akan direplanting 251 ha, tahun depan 400 ha, dan tahun berikutnya 300 ha. Replanting kopi tersebut akan ditanam di Kalisat Jampit dan Belawan,” kata Heri, sapaannya.

Untuk menghindari banjir, lanjutnya, tanaman penaung tidak dicongkel. Jenis tanaman penaung sementara diantaranya Hahapaan (Flemengia congesta), Daun duduk (Desmodium gyroides), Lamtoro (Leucaena glauca), Orok-orok (Crotalaria anagyroides), Kacang babi (Tephrosia vogelii), dan Semai akasia (Acasia villosa).

Ditambahkan, pada bulan Desember nanti, saat musim hujan, tidak akan terjadi banjir, karena akar tanaman penaung dapat menyerap air. Penyebab hutan gundul yang menyebabkan banjir adalah penegak yang tidak bertanggung jawab.

Sebetulnya Perhutani sama dengan Perkebunan. Telah berupaya menanam pohon untuk menghindari banjir. Namun beberapa minggu kemudian, dicabut oleh oknum penegal untuk ditanami komoditas lain.

“Beberapa tahun ini memang volume produksi kita stabil, ini karena lebih dari 50 persen komoditas masih didominasi oleh tanaman tua yang berumur lebih dari 25 tahun. Tapi 2 tahun ini sampai 2025 nanti kita melakukan replanting,” jelasnya

Diharapkan dalam waktu empat tahun ke depan tanaman replanting ini sudah bisa kembali berproduksi 1.000 kg/ha atau lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan bibit yang lama yang butuh waktu 7 tahun untuk bisa memproduksi 600 kg/ha.

Untuk melakukan pekerjaan replanting ini dibutuhkan investasi sekitar Rp 12 juta/ha yang terdiri dari pekerjaan pembersihan dan penanaman sebesar Rp 8 juta/ha, dan sisanya untuk membeli bibit tanaman.

Adapun PTPN XII memiliki 4 kebun kopi di kawasan lereng Gunung Ijen yakni Kebun Blawan, Kebun Pancur Angkrek, Kebun Kayumas dan Kebun Kalisat Jampit yang berada di ketinggian 1.100 – 1.500 mdpl.

“Tanah Gunung Ijen memiliki kesesuaian lahan untuk budi daya kopi Arabika karena hasil produksinya memiliki cita rasa yang khas yang diminati oleh konsumen (specialty). Di daerah lain Arabika dapat saja tumbuh dengan baik tetapi tidak memiliki karakter rasa yang spesial seperti kopi yang di tanaman di kawasan Ijen,” imbuh Heri.

Sebanyak 85 persen produksi kopi Arabika PTPN XII di Kebun Kalisat Jampit ini diserap oleh pasar ekpor berupa green beans. Pangsa pasar ekspor sebanyak 70 persen berasal dari Amerika Serikat, disusul pembeli baru dari Turki, Perancis, Belanda dan Jerman. Sedangkan 15 persen sisanya diserap oleh domestik terutama industri kopi olahan.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button