Buton TengahRagamSultra

Dekonstruksi Politik Baru Aldi Taher

Oleh: Rahmat Iksan Ilyas

Opini – Dunia politik bukanlah dunia baru untuk dikenal atau baru hadir di kalangan masyarakat kita, yang pada dasarnya di mana kita hidup dalam sebuah tatanan bernegara.

Politik hadir sebagai unsur yang amat penting untuk menyempurnakan cita-cita sebuah negara, sebagaimana kita kenal dengan sebutan yaitu adil, sejahtera, tenteram dan hidup damai di tengah keberagaman suku, ras, budaya, agama dan lain sebagainya.

Selain itu, politik dapat dipahami sebagai ruang kontestasi, kepentingan, kekuasaan dan lainnya.

Dengan itu politik merupakan sesuatu yang sulit untuk dilepas pisahkan dalam kehidupan masyarakat dan negara, sebab keduanya memiliki kohesi yang kuat untuk menjawab apa maksud dan tujuan negara hadir.

Menjelang tahun politik 2024, tentu para calon atau kandidat banyak yang siap mengikuti kompetisi politik baik dari tingkat nasional hingga tingkat lokal.

Telah menyiapkan berbagai macam kekuatan dan strategi politiknya untuk memenangkan kontestasi politik nantinya.

Hal yang tak luput dari strategi dan kekuatan politik yang sering menjadi asupan publik di setiap tahunnya, yang dilakukan oleh setiap kandidat untuk meningkatkan elektabilitas dan popularitasnya.

Dengan menggunakan strategi melalui pencitraan visi dan misi, dan menggunakan money politic (Politik uang) yang berkedok membantu dengan suka rela.

Hal itu biasa kita sebut sebagai strategi politik lumrah yang setiap tahunnya sering terjadi.

Aldi Taher yang juga salah seorang kandidat atau calon legislatif yang akan berkompetisi dalam dunia politik, terlihat unik dan cerdas dalam membangun strategi politik, yang terbilang sangat jauh dengan strategi politik sebelumnya.

Strategi politik Aldi Taher seolah hadir menawarkan pola baru dalam dunia politik, dengan bersikap gila dan bodoh.

Padahal sesungguhnya dia memperlihatkan kewarasannya dalam dunia politik, di mana sebelumnya ia menggunakan juga cara lumrah seperti yang saya sebutkan di atas.

Strategi politik Aldi Taher yang terbilang unik, saya menyebutnya dengan strategi Dekonstruksi Politik baru dari yang sebelumnya saya anggap sudah usang.

Dekonstruksi politik baru bertugas untuk melakukan pembongkaran pada habitus atau kebiasaan politik yang hanya suka berjanji pada rakyat, padahal muatan narasinya tidak lain hanyalah rekayasa sosial dengan tujuan untuk kepentingan individunya belaka.

Dekonstruksi politik baru sebagaimana yang di perlihatkan Aldi Taher dapat kita saksikan di beberapa wawancara ia selalu sampaikan bahwa berjanji adalah dosa dan tidak mau berjanji.

Hal lain juga ia mengatakan soal visi misi tidak perlu, sebab visi misi dibuat untuk kepentingan kandidat. Kalau saya langsung saja tanyakan pada rakyat, mau rakyat seperti apa, itu yang kemudian diperjuangkan kata Aldi Taher.

Dari penyataan-pernyataan tersebut, Aldi Taher telah membuka tirai hitam politik yang terkesan hanya berjanji saja, sehingga masyarakat cenderung merasakan alienasi politik adanya kecemasan terhadap kualitas politik kita.

Dekonstruksi politik baru yang digaungkan Aldi Taher dalam dunia politik bahwa apa yang tampak belum tentu benar adanya.

Perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui kebenaran atau keabsahan dari apa yang nampak.

Sehingga perlu adanya pembongkaran kembali pada politik dan menawarkan strategi atau kekuatan politik baru dari kekuatan politik yang lama.

Penulis: Mahasiswa Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik, UIN Alauddin Makassar

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button