Berita Utama

Seru, Dialog Publik IMM FISIP UHO Hadirkan Tiga Pimpinan Organisasi Mahasiswa

WAJOTERKINI.COM, KENDARI – Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Halu Oleo (UHO), menggelar bazar dialog publik di salah satu warkop Kota Kendari, Rabu (5/10/2022) malam.

Seiring berkembangnya arus global revolusi industri 4.0, saat ini dikejutkan lagi dengan zaman peralihan society 5.0. Untuk menjawab tantangan itu, semua dituntut untuk serba cepat, efektif dan solutif dalam segala bidang.

Berangkat dari hal itu, IMM FISIP UHO menggelar dialog publik yang bersifat umum dengan mengangkat tema “Eksistensi Mahasiswa dalam Membangun Peradaban Bangsa, di Era Disrupsi” yang dipandu oleh Immawan Yusliadi (Ketua Bidang Tablig dan Kajian Keislaman).

Kegiatan dialog kali ini menghadirkan tiga narasumber yakni, Ketua Cabang PMII Kendari Muhammad Alamsyah, Ketua Cabang GMNI Kendari Muh. Arfan dan Ketua Cabang IMM Kendari Muh. Harwansyah.

Ketua Cabang PMII Kota Kendari Muhmmad Alamsyah, menuturkan bahwa eksistensi mahahsiswa dalam membangun bangsa, sebagai agen pembaharu, agen of control sosial dan agen moral force.

Pada perkembangan zaman teknologi yang sangat maju, Mahasiswa bisa menyampaikan kritik dan solutif di hadapan publik melalui sosial media, jika tak mampu turun ke jalan. Hal ini diungkap Alamsyah eks Ketua BEM FISIP UHO.

“Memilih menyampaikan pendapat lewat media sosial menjadi salah satu ruang publik yang dewasa ini dimanfaatkan banyak orang, untuk berbicara segala hal termasuk protes pada pemerintah, yang merugikan masyarakat dalam memutuskan kebijakan,” ucap Muhammad Alamsyah.

Pemaparan narasumber kedua dari Ketua Cabang GMNI Kendari Ahmad Arfan, yang diwakili Ketua Bidang Advokasi Syahril, menjelaskan bahwa mahasiswa harus bersatu dalam membangun gerakan sebagai agen of change yang mendobrak perubahan dan solutif terkait kebijakan yang merugikan masyarakat dan bercermin pada gerakan mahasiswa tahun 1998 yang menumbangkan rezim Soeharto.

“Masa Orde Baru dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto selama 32 tahun berakhir, salah satunya karena ketidakpercayaan publik,” jelasnya.

Suasana dialog publik yang digelar oleh IMM FISIP UHO, di salah satu warkop Kota Kendari. (Foto: Ist)

Ia juga mengutip pernyataan Bung Karno bahwa Perjuanganku lebih mudah karena melawan penjajah, namun perjuangan kalian akan lebih sulit karena melawan bangsa sendiri. Perkataan ini sudah terjadi di zaman saat ini.

“Kenyataan saat ini, kemerdekaan masih dalam penjajahan, hanya yang membedakan masyarakat Indonesia dijajah bangsanya sendiri, dijajah oleh elit pemerintah. Gerakan mahasiswa saat ini semakin surut menggalang massa, dan mestinya kita harus bersatu kembali demi menggengam perubahan untuk keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonsia,” tuturnya.

Dilanjutkan pemaparan narasumber ketiga, dari ketua Cabang IMM Kota Kendari Muh. Harwansyah, menyampaikan bahwa sebagai mahasiswa harus menciptakan zaman dan mampu beradapatif bukan mengikuti zaman.

“Mahasiswa sebagaimana kita ketahui sebagai kaum intelektual muda yang diharapkan sebagai pemimpin masa depan bangsa Indonesia, tentunya melekat banyak harapan untuk kemajuan bangsa dan dunia tentunya,” paparnya dihadapan peserta.

Ia melanjutkan bahwa mahasiswa bukan ajang untuk gagah-gagahan untuk cari panggung, dan lain sebagainya, tapi benar-benar menjadi konseptor, pencipta peradaban, pencipta zaman agar mampu dengan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi IPTEK. Sehingga mahasiswa tidak diperbudak oleh zaman.

Di era perkembangan IPTEK yang sangat pesat ini kata dia, tentunya harus selalu menjadi topik diskusi mahasiswa yang menjadi acuan untuk mahasiswa bergerak dan belajar lebih giat, sebagai upaya dalam mengamalkan cita-cita kemerdekaan Republik Indonesia.

“Saya mengapresiasi kegiatan yang diselenggarakan IMM FISIP UHO, dengan tema eksistensi mahasiswa dalam membangun peradaban di era disrupsi,” ungkap Harwan Ketua Cabang IMM Kendari.

Sementara itu, Ketua Umum IMM FISIP UHO Nurhaya, yang diwakili Sitti Hadija menyampaikan, bahwa dalam menghadapi arus global revolusi industri 4.0, yang dituntut dengan serba cepat, efektif dan solutif dalam segala bidang.

Mahasiswa sebagai agen perubahan yang mencerdaskan umat dan bangsa di tengah era yang sangat maju, dalam segala bidang, baik dalam bidang sosial, ekonomi, budaya dan politik.

“Peralihan zaman akan menjadi persoalan fundamental bagi anak muda penerus bangsa, yang mesti dibekali dengan soft skill penuh talenta dan intelektual yang mumpuni, sehingga menjadi garda terdepan dalam melakukan gerakan revolusi dan solutif demi kemajuan organisasi maupun masa depan bangsa melalui kontribusi anak-anak muda saat ini,” ujarnya.

“Agar tidak kakuh dalam menghadapi tantangan zaman kedepan, perlu adanya skill yang terlatih sejak dini dan literasi yang baik, ketika sudah selesai dari kampus nantinya sudah memilki segudang pengalaman, yang siap berkontribusi positif tehadap bangsa dan negara,” sambung Khadija, Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi FISIP UHO.

Hal senada dengan Ketua Panitia Immawan Syafik, kegiatan edukasi seperti ini perlu dipupuk, untuk menjaga eksistensi mahasiswa sebagai agen perubahan, agar memberikan kontribusi positif untuk bangsa yang berorientasi pada teknologi yang kongkrit dalam dinamika sosial.

“Kami dari panitia sangat berterimakasih kepada seluruh pihak atas kehadirannya dan telah mensuport kegiatan dialog ini, sehingga bisa membangun kembali ajang silahturahim dan menambah wawasan pengetahuan baru,” tutup Syafik, Mahasiswa Jurusan Ilmu Pemerintahan Fisip UHO. (Anto Buteng)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button