Ragam

Peran Masyarakat Lawan Covid 19

WajoTerkini.Com, Sengkang – Dalam merespons wabah COVID-19, masyarakat sipil di Indonesia menunjukkan solidaritasnya dalam bersama-sama mengatasi pandemi tersebut.

Di bulan Maret 2020 lalu, Koalisi Masyarakat Sipil yang terdiri dari AJAR, Kontras, Lokataru, Migrant Care, LBH Masyarakat, P2D, PKBI, YLBHI, YLKI, dan WALHI menyerukan kepada pemerintah untuk memperbaiki respons yang dinilai jauh dari pemenuhan hak untuk melindungi warga negara.

Terdapat lima hal yang digugat oleh Koalisi Masyarakat Sipil terhadap pemerintah yaitu (1) memperbaiki mekanisme merespons pandemi dengan memberikan respons yang cepat, akurat, dan bertanggungjawab; (2) membenahi manajemen komunikasi publik; (3) menjaga hak privasi warga dengan mengungkap kasus tanpa membuka identitas pasien; (4) meminimalisir stigma dan diskriminasi; dan (5) mengatasi kelangkaan masker dan sabun antiseptik dengan harga terjangkau.[5]

Selain upaya advokasi kepada pemerintah, kelompok masyarakat sipil keagamaan yang sudah mapan seperti Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah bergerak secara nyata di tengah masyarakat. Kedua organisasi tersebut membentuk gugus tugas penanggulangan COVID-19, mengerahkan produsen untuk memproduksi masker yang kemudian dibagikan secara gratis, memanfaatkan secara optimal rumah sakit milik organisasi masing-masing, memberikan bantuan pangan ketika pemerintah belum bergerak, dan memberikan edukasi tentang protokol kesehatan untuk mencegah penularan yang semakin meluas. Kesemuanya dilakukan dua organisasi ini hingga ke level desa, menyentuh masyarakat akar rumput.

Di lain pihak, sebagian kelompok masyarakat sipil yang lebih kecil dibanding NU dan Muhammadiyah menunjukkan solidaritasnya dengan menggalang dana. Salah satunya dilakukan melalui wadah urun dana (crowdfunding) seperti kitabisa.com. Tidak hanya organisasi masyarakat sipil, tetapi banyak juga individu figur publik seperti pekerja seni dan ‘influencer’ media sosial melakukan hal yang sama. Per 30 April 2020, penggalangan dana terkait COVID-19 di wadah urun dana tersebut telah mencapai lebih dari 25 miliar rupiah.

Penggalangan dana itu dimaksudkan untuk beragam tujuan, misalnya membeli Alat Perlindungan Diri (APD) para tenaga medis, penyediaan tempat singgah untuk tenaga medis, hingga bantuan pangan untuk masyarakat yang terdampak krisis akibat wabah ini.

Di samping itu, ada pula kelompok masyarakat sipil yang bergerak di ranah digital, seperti KawalCOVID19 yang mendedikasikan diri untuk menyediakan informasi terpercaya seputar COVID-19 di Indonesia melalui situs dan media sosial mereka. Kesimpangsiuran informasi dan banyaknya hoaks yang beredar menjadi dasar wadah ini diluncurkan oleh tim yang pernah meluncurkan KawalPemilu[7] pada saat pesta demokrasi Indonesia lalu. Tim relawan KawalCOVID19 terdiri dari orang yang berlatarbelakang medis, edukasi, sains, riset, dan teknologi informasi.

Di ranah akademik, para pakar di kampus-kampus dan lembaga penelitian secara sendiri-sendiri maupun kolaboratif mengadakan kajian mengenai pandemi COVID-19. Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, misalnya, melakukan kajian dari berbagai perspektif (medis, kesehatan masyarakat, sosiologi, dsb), hingga berhasil merakit alat (misal: ventilator) yang dinilai bermanfaat dalam upaya memulihkan pasien COVID-19 dan telah banyak diulas di berbagai media. Institusi akademik ini terus mencoba memperbarui kajiannya, seakan berlomba dengan jumlah kasus yang terus bertambah.

Cerita menarik lain datang dari kampung-kampung yang sudah menerapkan ‘lockdown’, padahal belum ada aturan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di wilayahnya. Hal ini juga secara mengejutkan dilakukan oleh klaster-klaster di daerah perumahan di wilayah urban yang sebetulnya berkarakter lebih individualistis, seperti yang dilakukan oleh otoritas di wilayah perumahan penulis. Upaya ‘lockdown’ semacam ini dilakukan untuk menekan angka transmisi virus dengan mengurangi intensitas keluar-masuk orang luar wilayah tempat tinggal.

Kebijakan lain yang dilakukan oleh warga di kampung dan klaster itu adalah membantu pasien COVID-19 agar tenang melakukan isolasi diri di rumah dengan memasok bahan makanan. Kebijakan physical dan social distancing juga dijalankan secara tertib dengan menghentikan kegiatan pengajian, arisan, dan kegiatan bersama lainnya. Kegiatan ini justru diganti dengan penyemprotan disinfektan dan upaya pencegahan lainnya.

Dalam beberapa kasus, kebijakan ‘lockdown’ yang dijalankan secara mandiri ini juga kontroversial karena seringkali berujung ekstrem pada penolakan jenazah terkait kasus COVID-19, terutama di wilayah yang memiliki lahan pemakaman. Penulis tidak menyetujui hal ini, namun di sisi lain harus dilihat juga bahwa semua berjalan atas logika kegawatdaruratan demi melindungi diri sendiri dan lingkungan.

Dan sampai saat ini, perjuangan vaksinasi, tentunya disini diharapkan kembali partisipasi masyarakat, kesadaran diri masyarakat menerima vaksin yang sudah disediakan pemerintah secara gratis.

Termasuk di Kabupaten Wajo misalnya, Camat Tempe, Supardi,S.E sudah mberikan himbauan kepada masyarakat agar dapat mengikuti vaksinasi untuk mencegah penyebaran Covid-19 yang masih mewabah di berbagai daerah di Indonesia.

Permintaan tersebut disampaikan mantan Jubir Covid 19 kabupaten Wajo ini saat ditemui di kantornya, Rabu (23/6/2021).

Ia berharap agar masyarakat Kecamatan Tempe bersedia ikut Vaksinasi Serentak yang akan digelar pada tanggal dari tanggal 26 hingga 29 Juni 2021.

“ada tiga tempat yang disiapkan untuk melayani masyarakat yang akan divaksin yakni Puskesmas Tempe, Pasar Sentral Sengkang dan Pasar Mini, “ujarnya.

Dia juga meminta kepada aparat Kelurahan, Kepala Lingkungan, RT dan RW agar memberikan himbauan kepada warganya untuk ikut Vaksin.

“Tolong dijelaskan kepada masyarakat kita yang belum melaksanakan vaksinasi agar segera dapat mengikutinya. Karena ini adalah salah satu upaya untuk mencegah penyebaran wabah Covid 19, “tegasnya.

Dan bukan Cuma itu, berdasarkan data yang dihimpun WajoTerkini.Com, TNI Polri juga terlibat memberikan sosialisasi kepada masyarakat terkait Vaksin Covid-19.

Seperti diberitakan sebelumnya, Bhabinkamtibmas Desa Awo Brigpol Rudi Hartono bersama Kanit Intelkam Bripka Abd Rahim melaksanakan sambang di desa Awo Kec Keera Kab Wajo,”Sabtu(19/06/2021).

Dalam Himbauannya Brigpol Rudi Hartono memberikan pemahaman kepada warga bahwa dalam Rangka HUT BHAYANGKARA Tahun 2021 polri memberikan Vaksinasi kepada Warga Masyarakat indonesia dan terkhusus di desa awo ini mohon kesediaan Para Warga Untuk divaksinasi.

Lain halnya dengan Kanit Intelkam Bripka Abd Rahim memberikan himbauan pula tentang vaksinasi dengan mengatakan bahwa proses vaksinasi ini aman dan halal jadi kepada masyarakat janganlah merasa takut untuk di vaksin demi menjaga imun dan tetap sehat.(basir)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button