Ragam

Modern Wajib, Asal Jangan Kebarat Baratan

Oleh: Syamsuddin Prayogo, S. Pd.

Opini – Manusia adalah mahluk hidup yang dalam sejarahnya selalu melakukan proses perubahan dan perkembangan dalam tatanan kehidupan baik dalam lingkungan maupun tekhnologi, dari proses mencari sampai menemukan,dari proses ragu sampai pada keyakinan,dari proses tidak tahu sampai mengetahui,dan bahkan yang dulunya belum memiliki sistem sampai memiliki sistem(aturan)dalam tatanan kehidupan,dari semua proses perkembangan manusian yang kemudian menghasilkan sebuah peradaban yang didalamnya terkandung sebuah kebudayaan yang tertanam dalam mindset dan menjadi acuan dalam perilaku manusia.

Dari proses perkembangan sampailah kita di zaman hari ini yang biasa kita sebut era globalisasi,zaman modern,era postruth,era digitalisasi,era revolusi industri 4.0,yang sedikit banyaknya memberikan dampak positif dan negatif dan bahkan sampai bisa mempengaruhi budaya yang sudah tertanam dalam lingkungan masyarakat(suku,,bangsa) yang menjadi sasaran empuknya adalah perubahan akhlak dan pola hidup,penulis memberikan contoh kecil yaitu perubahan gaya berpakaian dengan alasan mengikuti tren modern tapi mengorbankan sisi adab dan kesopanan dalam berpakaian yang sudah menjadi budaya kita di indonesia terkhusnya di daerah bugis,belum lagi perubahan ahlak dan perilaku dengan alasan mengikuti tren modern,,padahal meraka keliru menafsirkan modern,,dengan kata lain mereka gagal membedakan modern dan kebarat-baratan.

Lantas apa itu modern ? Modern menurut arti sederhananya adalah mampu menggukan kecanggihan tehknologi dan arus digitalisasi sebagaimna fungsinya, mampu memanfaatkan era modern sebagaimana mestinya tanpa merubah budaya kita sendiri, dengan kata lain “bergaya seperti orang barat bukan tolak ukur medernnya kita” dan “bergaya dengan gaya yang sederhana tidak juga menjadi tolak ukur tidak modernnya kita”.

Terus kenapa mesti wajib modern,? Pertama itua adalah kiasan, melihat perkembangan hari ini hampir semua manusi menggunakan fasilitas yang disediakan oleh era ini,dan hampir semua kebutuhan manusia sekarang sudah disediakan oleh era ini,hal ini seakan memberikan isyarat status hukum modern wajib bagi kehidupan sekarang ini, asal jangn merubah budaya kita (pola perilaku, nilai, ahlak) yang sudah tertanam dalam budaya kita terkhusus kita di masyarakat bugis, oleh karena itu mari kita kembali melihat dan mempelajari diri kita apakah kita sudah modern atau hanya kebarat-baratan, sampai -sampai kita mengorbankan budaya kita terkhusus di masyarakat bugis.

Pesan untuk pemuda genarasi penerus bangsa jangan malu bergaya seperti apa yang diajarkan oleh budaya kita di bugis karena itu tidak menjamin tidak moderennya kita, ingat berapa banyak budaya kita yang dikorbangkan atas kekeliruan kita terhadap modern ini, mari kembali melestarikan budaya kita, (sipakatau, sipakalebbi, sipakainge) sopan santun, saling menghargai, sikap gotong royong, menolong sesama, itu sedikit dari banyaknya budaya kita di bugis yang menjadi korban penafsiran modern yang keliru.

*Mabinkom PMII IAI As’diyah Sengkang

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button