Dugaan Utang Menggunung dan Masalah Pengelolaan di RSAR, LSM Siti Jenar Desak Transparansi
SITUBONDO, WajoTerkini.com – Kabar mengejutkan terkait kondisi Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdoer Rahem kembali mengguncang. Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Investigasi Jejak Kebenaran, yang lebih dikenal dengan nama Siti Jenar, mengajukan audiensi resmi kepada pihak manajemen RSUD untuk membahas hasil investigasi mereka yang mengungkap berbagai persoalan serius dalam pengelolaan rumah sakit tersebut.
Ketua LSM Siti Jenar, Eko Febriyanto, dalam pernyataan tegasnya mengungkapkan kekhawatiran mendalam atas temuan mereka. Ia membeberkan dugaan penyimpangan anggaran, ketidakwajaran dalam pengadaan barang dan jasa, hingga buruknya pelayanan kesehatan yang diterima masyarakat.
“Kami menemukan indikasi kuat adanya ketidaksesuaian dalam pengelolaan keuangan RSUD. Salah satu buktinya adalah keluhan masyarakat tentang buruknya pelayanan medis, yang seharusnya menjadi prioritas utama,” ungkap Eko.
Temuan paling mencengangkan dari investigasi ini adalah utang RSUD Abdoer Rahem yang mencapai Rp 16,3 miliar. Utang ini mencakup tagihan obat-obatan, makanan, hingga minuman.
“Jumlah tersebut tidak hanya menjadi ancaman besar bagi keberlangsungan operasional rumah sakit tetapi juga dapat menghambat akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang memadai,” paparnya.
Selain itu, LSM Siti Jenar juga menyoroti pengelolaan dana SILPA (Sisa Lebih Perhitungan Anggaran) dan deposito rumah sakit yang mencapai Rp 5–10 miliar. menurutnya transparansi penggunaan dana tersebut, dianggap dapat menjadi solusi sementara untuk meringankan krisis finansial rumah sakit.
Program SEHATI, yang selama ini menjadi andalan RSUD Abdoer Rahem, turut menjadi fokus kritik. Eko menyatakan bahwa program tersebut perlu evaluasi menyeluruh, terutama dampaknya terhadap masyarakat miskin yang selama ini mengandalkan layanan kesehatan murah.
Eko mendesak agar skema pembiayaan dalam program ini diintegrasikan dengan kebijakan Universal Health Coverage (UHC) yang dicanangkan pemerintah pusat. Selain itu, ia mengimbau Pemkab Situbondo untuk turut menanggung beban biaya layanan kesehatan, yang dinilai terlalu memberatkan masyarakat.
“Jika dikelola dengan lebih bijaksana, program ini bisa menjadi solusi pelayanan kesehatan masyarakat yang lebih merata dan berkeadilan,” ujar Eko.
Tak hanya persoalan keuangan, pengelolaan aset rumah sakit pun mendapat kritik tajam. Beberapa kendaraan dinas, seperti Toyota Rush, Avanza, dan Ertiga, diduga tidak dimanfaatkan sebagaimana mestinya. Ironisnya, Eko mengungkap bahwa direktur rumah sakit justru sering menggunakan ojek online untuk aktivitas sehari-harinya, meskipun kendaraan dinas telah disediakan.
“Bagaimana mungkin seorang direktur RS harus naik ojol, sementara mobil dinas yang seharusnya tersedia justru entah ke mana, Ini jelas menunjukkan pengelolaan aset yang buruk,” tegas Eko.
Menurut laporan yang diterima LSM Siti Jenar, manajemen RSUD Abdoer Rahem bahkan dikabarkan mengajukan pinjaman ke Bank Jatim untuk menutupi kebutuhan obat-obatan dan gaji karyawan. Jika benar, langkah ini dapat memicu krisis yang lebih besar.
“Jika langkah ini diambil tanpa perbaikan manajemen yang signifikan, bukan tidak mungkin kita akan menghadapi ‘tsunami’ yang melumpuhkan rumah sakit ini. Bisa terjadi demo besar dan situasinya bisa lebih buruk daripada kasus RSUD Besuki dulu,” tambah Eko.
Merespons laporan ini, anggota Komisi I DPRD Situbondo, Yazid Hasyim memastikan bahwa pihaknya akan membawa persoalan ini ke Komisi IV yang menangani sektor kesehatan.
“Kami akan menyampaikan laporan ini kepada Komisi IV agar segera ditindaklanjuti. Kesehatan masyarakat adalah prioritas yang tidak bisa diabaikan,” kata Yazid.
LSM Siti Jenar menegaskan bahwa langkah mereka bertujuan mendorong perubahan positif demi meningkatkan kualitas layanan kesehatan di Situbondo.
“Kami tidak berniat menjatuhkan pihak manapun. Yang kami harapkan adalah transparansi dan akuntabilitas, agar kepercayaan masyarakat dapat dibangun kembali,” tutup Eko.
Kasus ini menjadi pengingat pentingnya pengelolaan fasilitas kesehatan secara profesional dan berintegritas. RSUD Abdoer Rahem memiliki peran strategis dalam memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat Situbondo. Jika dibiarkan tanpa solusi konkret, krisis ini dapat berdampak panjang, tidak hanya pada pelayanan kesehatan tetapi juga pada kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah daerah.