Berita TerkiniHeadlineRagam

Ditolak Rawat Inap Gunakan BPJS Kelas I, Keluarga Pasien Kecewa Pada RSUD Situbondo

WajoTerkini.com, SITUBONDO – Seorang warga Desa Kotakan, Muhammad Asro, mengungkapkan kekecewaannya terhadap pelayanan RSUD dr. Abdoer Rahem Situbondo dan BPJS Kesehatan. Pasalnya, permohonan rawat inap untuk salah satu anggota keluarganya yang dalam kondisi sangat lemah ditolak oleh pihak rumah sakit dengan alasan belum memenuhi syarat rawat inap menggunakan BPJS.

“Dokter jaga bilang masih bisa rawat jalan, padahal keluarga saya sangat lemas, makan saja susah, bahkan hampir kehilangan kesadaran,” ungkap Asro, Rabu (28/05).

Keluarganya diketahui merupakan peserta BPJS Kesehatan Kelas 1 dengan iuran Rp150 ribu per bulan. Namun saat datang dari Besuki ke RSUD Situbondo, permohonan rawat inap ditolak. Anehnya, ketika memilih untuk membayar secara umum, pihak rumah sakit justru menerima pasien untuk dirawat.

“Asing rasanya. Pakai BPJS ditolak, tapi kalau bayar pribadi diterima. Padahal ini kondisi darurat, keluarga saya sudah lemas,” lanjutnya.

Asro mempertanyakan komitmen pemerintah dalam memberikan layanan kesehatan yang adil dan merata, apalagi jika peserta mandiri kelas 1 saja ditolak, bagaimana nasib peserta PBI (Penerima Bantuan Iuran) yang berasal dari kalangan tidak mampu.

Pihak RSUD Situbondo disebut bersedia merawat pasien secara umum, namun tidak dapat memproses rawat inap dengan skema BPJS pada saat awal kedatangan. Padahal setelah masuk ke ruang rawat inap, hasil laboratorium menunjukkan adanya dugaan penyakit dalam. Pihak rumah sakit kemudian menyarankan untuk menunggu diagnosis dari dokter spesialis penyakit dalam keesokan harinya.

“Setelah diperiksa dokter spesialis, ternyata ada infeksi dan diminta untuk rontgen. Kata pihak rumah sakit, jika nanti diagnosis jelas sebagai penyakit dalam, maka kemungkinan besar rawat inap bisa diklaim BPJS,” tambah Asro.

Kejadian ini menyoroti polemik layanan kesehatan di daerah, khususnya terkait prosedur dan mekanisme BPJS yang kerap kali dianggap menyulitkan masyarakat dalam kondisi darurat.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada klarifikasi resmi dari pihak RSUD dr. Abdoer Rahem maupun BPJS Kesehatan Situbondo terkait kejadian tersebut.

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button