Liputan Khusus

Pasar Non Sembako Ditutup 14 Hari, Penjual Berbesar Hati Mematuhi

WAJO Terkini.Com, Tanasitolo – Untuk memutus mata rantai Covid-19 maka mulai besok Jumat (24/4/2020) Pasar Non sembako akan ditutup selama 14 hari, oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Wajo.

Informasi akan ditutupnya Pasar non sembako sudah diketahui oleh penjual dipasar tradisional, seperti halnya dipasarĀ  lajokka Kecamatan Tanasitolo, Kamis (23/04/2020)

Waā€™ Lettuang penjual Pestisida asal Buloe

H. Sukri penjual pakaian jadi, yang biasanya menjual di Pasar Anabanua dan Lajokka, mengaku telah mengetahui bahwa Pemerintah akan membatasi pejual dipasar khususnya penjual non sebamko.

ā€œTadi ada petugas pasar menyampaikan bahwa tidak diperbolehkan lagi menjual pakaian, mulai hari pasar yang akan datang (hari Minggu, Red). Infomasi ini juga disampaikan oleh petugas pasar di pasar Anabanua kemarin ā€, kata H. Sukri.

Dia berjanji akan patuh apapun keputusan Pemerintah. ā€œYa, kalo memang Pemerintah melarang, pasti kita taati, kan demi keselematan kita jugaā€, kata penjual asal Tancung ini.

Hal yang sama disampaikan Waā€™ Lettuang penjual Pestisida asal Buloe. ā€œKalau memang tidak diperbolehkan lagi menjual selain sembako, pasti kita turuti,ā€ katanya singkat.

Himbauan Physical distancing diabaikan Ā 

Berdasarkan pengamatan Wajo Terkini, hampir semua Pasar Trdisional atau Pasar Kecamatan, yang ada di Kabupaten Wajo masih mengabaikan Himbauan agar mengurangi interaksi fisik dengan mengatur jarak (Physical distancing) termasuk dipasar Lajokka.

Itu terlihat antara penjual dan pembeli, apalagi antara pembeli dan pembeli masih tampak sangat berdempetan, utamanya di tempat penjual ikan yang dipadati pembeli, pemandangan saling berdempetan masih jelas terlihat.

Awe dan Inani pengunjung pasar Lajokka asal Cenranae

Awe dan Inani pengunjung pasar Lajokka yang baru keluar dari kerumunan penjual ikan, mengatakan tidak peduli kalau bedempetan itu bisa menularkan Virus Corona.

ā€œSebenarnya kita tau kalau ada Virus Corona tetapi apa yang harus dilakukan. Kita juga mau membeli ikan meskipun harus saling berdempetan, maumi di apaā€, kata kedua wanita asal Cenranae ini. (SM)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button