Ragam

Jangan Anggap Remeh Banjir di Kota Sengkang

Oleh : Muh. Suardi Husain

Kota Sengkang Banjir. Jika pusat kota sudah alami banjir seperti ini berarti kondisinya sudah berat. Ini pekerjaan Pemda Wajo yang harus jadi prioritas karena banjir di Sengkang sudah jadi “agenda tetap” setiap curah hujan tinggi.

Butuh kebijakan dan regulasi program pembangunan yang ekstra ketat. Drainase dan jalur air hujan dari wilayah perbukitan menuju wilayah akhir buangan air.

Sengkang berada di wilayah dataran tinggi & rendah. Di sebelah timur perbukitan. Di barat danau Tempe & di selatan sungai Walanae. Sengkang diapit oleh sumber luapan air yang mengancam setiap musim hujan. Sedangkan perbukitan mensupply air hujan dari atas menuju pemukiman dan wilayah pusat kota.

Sengkang agak mirip tetangganya kota Soppeng berada di area perbukitan & disekitarnya yang dilalui sungai. Tetapi mungkin banjir di kota Soppeng tidak terdengar seperti di Sengkang.

Ke depan siapapun yang diberi amanah menjadi pejabat Bupati perlu mempriorotaskan penanganan banjir yang lebih efektif & tuntas. Meski banjir ini bersifat numpang lewat beberapa jam saja tetapi sangat mempengaruhi aktivitas masyarakat dan sektor usaha. Kerugian materi dan dampak pasca banjir seperti jalan kembali rusak, sampah menumpuk, kota jadi kotor dan berlumpur.

Proyek pembangunan infrastruktur kota yang dibangun setiap tahun seketika rusak oleh banjir yang terjadi dalam sekejap di saat musim hujan setiap tahun.

Soal Banjir di Sengkang sudah berlangsung sejak dulu (karena ada istilah Sengkang kota banjir, selain sebagai kota sutera dan kota santri). Tetapi efeknya makin buruk setiap tahun saat datang musim hujan. Maka pembangunan dan program terkait pencegahan dan penanganan banjir perlu lebih efektif, terpadu, cepat, tuntas dan semua orang memahami sebagai tugas & kewajiban bersama bukan hanya tugas Pemda.

Tulisan saya ini menyertakan tawaran gagasan (jika belum terbentuk)

Satgas Drainase Lancar
Satgas Siaga Banjir

Perlu ada Peringatan Dini untuk warga saat hujan mulai menunjukkan Intensitas tinggi (tentu berbekal data valid dari BMKG). Peringatan dini ini setidaknya mengingatkan warga untuk antisipasi banjir, seperti amankan benda elektronik, furnitur sebelum terendam, matikan aliran listrik di dalam rumah, tidak tidur lelap di malam hari saat hujan mulai turun di siang/sore hari. Dan giatkan ronda siaga banjir.

Peringatan Dini ini sama fungsinya dengan peringatan Tsunami. Di seluruh wilayah kota dipasang alarm/sirine atau Satgas Kota patroli keliling kampung. Sirine ini dibunyikan saat air bah memasuki kota. Menggenangi pemukiman & pusat ekonomi. Peringatan Dini Banjir ini bukan terkesan untuk menakuti warga, membuat heboh, membuat panik tetapi bertujuan agar semua warga, satgas & jajaran Dinas terkait Pemda waspada, siap bekerja, siap gotong royong, siap turun lapangan untuk meminimalkan resiko materi & korban banjir (termasuk hewan peliharaan, kebun, dokumen berharga dll).

Banjir di Sengkang bukan persoalan kejadian sesaat lalu air surut dan urusan selesai. Sebab setiap terjadi banjir ada kerugian besar yang dialami warga yang harus menguras anggaran Pemkab. Maka ini harus jadi pusat keseriusan perhatian Pemkab Wajo agar setiap tahun tidak menimbulkan kerugian besar .

Penulis: Alumni Angkatan 89 SMA 226 (1) Sengkang)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button